Rabu, 27 November 2013

Branding Building

I.            Merk/Brand
1.       (Aaker, 1991)Merk adalah cara membedakan sebuah nama dan/atau simbol seperti logo, trademark, atau desain kemasan yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa dari satu produsen atau satu kelompok produsen dan untuk membedakan produk atau jasa itu dari produsen pesaing. 
2.       [Norman A. Hart dan John Staplenton dalam kamus Marketing (1995 : 23,24,104)]
Merk (Brand) adalah nama produk yang sudah ditetapkan, yang biasanya mengandung nilai-nilai kelayakan bagi konsumen maupun perusahaan yang bersangkutan dan biasanya telah didaftarkan ke kantor Pencatatan Hak Paten. 

II.            Pemberian Nama Produk (Merk)
A.      Produsen dapat menerapkan beberapa strategi dalam pemberian nama merek, antara lain :
Nama merek untuk semua produk. Strategi ini memberikan nama merek yang berbeda untuk produk yang berbeda.
1.       Nama merek kelompok bagi semua produk, yaitu memberikan nama merek yang sama bagi semua produk.
2.       Nama kelompok yang terpisah-pisah bagi setiap produk. Strategi ini memberikan nama merek pada kelompok produk sehingga produk turunan dalam kelompok tertentu mempunyai nama yang sama.
3.       Nama perusahaan dikombinasikan dengan nama merek setiap produk.
Keuntungan dalam memberikan merek, antara lain :
1.       Merek memudahkan pemrosesan order dan melacak masalah yang terjadi pada produk.
2.       Merek yang didaftarkan akan dapat menjadi perlindungan hukum bagi perusahaan yang mendaftarkannya.
3.       Kesetiaan pelanggan pada merek tertentu merupakan perlindungan bagi perusahaan dalam pemasaran produknya dari para pesaingnya.
4.       Merek membantu penjual untuk membedakan segmen pasar.
5.       Merek yang kuat akan meningkatkan citra perusahaan.

B.      Menurut Philip Kotler (1992 : 114), produsen yang ingin mencantumkan merek pada produknya akan menghadapi beberapa pilihan stategi pemberian nama merek, yaitu:
1.       Nama merek khusus (individual brandname), yaitu pemberian nama merek yang berbeda bagi tiap item jenis produk.
2.       Nama kelompok gabungan bagi semua produk (a blanket family name), yaitu pengunaan nama merek yang sama pada semua item dan lini produk.
3.       Nama kelompok yang terpisah (separate family name), yaitu pemakaian nama merek yang berbeda bagi tiap lini produk.
4.       Nama perusahaan digabung dengan nama khusus (company trade name combined with individual product names).

C.      Elemen – elemen dari merk adalah Nama, Logo, Symbol, Desain, Slogan, dan Kemasan. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen merek:
1.       Mudah diingat
Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat, dikenali, dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.
2.       Memiliki makna
Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.
Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:
a.       informasi umum tentang kategori dan isi dari produk
b.      informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat dari produk.

3.       Menarik dan lucu
Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu.
4.       Fleksibel
Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun sangatlah sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya akan menghambat produsen untuk masuk dalam pasar yang baru.
5.       Legal
Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan undang–undang yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindungan hukum.

III.            Strategi Merk
A.      Strategi merk dari para ahli:
1.       Aaker
Dalam bukunya, Buillding strong brand (1996), Aaker mengatakan bahwa merek yang kuat adalah yang memiliki posisi kuat. Pembentukan posisi yang kuat dimulai dengan menganalisis situasi untuk mengetahui posisi merek-merek pesaing dan posisi merek saat ini (merek yang sudah diluncurkan). Setelah itu perusahaan perlu merancang identitas merek, yaitu posisi merek yang diinginkan, dan kemudian mengkomunikasikannya melalui proses brand positioning. Hasilnya adalah posisi merek.
2.       Davis
Davis juga sepakat dengan Aaker, malah dalam bukunya yang berjudul Brand Asset Management (2001), Aaker memberi restu dan berbagai pujian kepada Davis. Tetapi langkah Davis sedikit berbeda karena menurutnya sebelum melakukan analisis situasi, kita harus mengetahi visi merek terlebih dulu, yakni sasaran yang diperoleh melalui pembuatan merek. Setelah posisi merek tersebut, yang merupakan tahap akhir dari konsep Aaker tentang pembentukan merek yang kuat, Davis merasa perlu melakukan evaluasi merek sebagai tahap akhir.
3.       Knapp
Knapp mengatakan bahwa merek bukan bukan sekedar nama besar (bila merek sudah terkenal), merek adalah cara hidup; didalamnya terdapat keinginan, janji dan komitmen yang harus dipenuhi perusahaan. Karena itu Knapp memberikan lima strtegi untuk membentuk merek yang kuat, yaitu:
1)      lakukan penilaian merek. Ini kira-kira sama dengan evaluasi posisi merek pada analisis situasi Aaker. Merek perlu dipandang sebagai subjek, bukan hanya objek. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor asosiasi yang melekat pada merek sebagai subjek.
2)      Mengembangkan janji merek, yaitu harapan tentang bagaimana merek bekerja sebagai konsumen. Atau nilai apa yang terdapat pada merek, sebagaimana pada tahap identifikasi merek ala Aaker. Dengan sendirinya, kalau sudah berjanji, merek akan berusaha menepatinya.
3)      Menciptakan blueprint merek. Ini sama dengan identitas merek (brand identity) dalam konsep Aaker dan arsitektur merek (brand architecture) dalam konsep Davis.
4)      Membudayakan merek, yang berarti perlu keterikatan emosional agar konsumen loyal terhadap merek. Caranya dengan memberikan manfaat-manfaat yang menimbulkan sentuhan emosional. Misalnya, dealer mobil memberikan hadiah ulang tahun atau bingkisan Hari Raya kepada para pelanggannya.
5)      Meningkatkan keuntungan merek. Merek yang kuat tidaklah berguna kalau perusahaan tidak memperoleh keuntuntungan. Oleh karena itu, merek perlu dimanfaatkan seoptimal mungkin.

B.      Merupakan informasi mengenai lima strategi merk menurut Kotler (2000): 
1.       Lakukan perluasan lini.
Perluasan lini dapat dilakukan para pelaku usaha dengan cara menambahkan varian baru pada produk mereka. Hal ini sengaja dilakukan untuk memperluas target pasar yang mereka bidik dan menguatkan merek tersebut di kalangan masyarakat luas. Salah satu produk yang telah menggunakan strategi ini adalah produk sampo Sunsilk. Mereka sengaja mengeluarkan beragam varian produk sampo sesuai dengan jenis rambut konsumennya, seperti sampo untuk rambut rontok, rambut berketombe, rambut kering, rambut berminyak, dan lain sebagainya. Selain itu, merk laptop Fujitsu meluncurkan koleksi Lifebook Series terbaru dengan varian lini produk antara lain S2110, C1320, dan P1510.
2.       Perluasan merek (Brand Extension).
Strategi ini sering dilakukan beberapa perusahaan besar untuk menguasai pasar. Mereka memanfaatkan merek yang sudah dikenal banyak orang, untuk mengeluarkan produk baru guna menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Lihat saja merek lifebuoy yang dulunya dikenal masyarakat sebagai merek sabun, sekarang mulai melebarkan sayapnya dengan meluncurkan produk handwash (sabun cuci tangan), serta sampo untuk memperluas merek produknya di pasaran.
3.       Gunakan strategi multi-merek.
Selain menambahkan varian baru pada produk Anda, salah satu strategi pemasaran lainnya yang bisa digunakan yaitu menggunakan tambahan merek untuk kategori produk yang sama. Strategi ini dilakukan para pengusaha untuk menarik minat konsumen dari berbagai kalangan. Contohnya saja seperti perusahaan Indofood yang sengaja meluncurkan merek Indomie, Supermi, serta Sarimi untuk membidik target pasar yang berbeda. Sehingga tidak heran, jika sampai saat ini Indofood berhasil menjadi market leader untuk kategori produk mie instan. Selain itu, PT. Unilever Indonesia tbk memiliki 3 macam merk untuk kategori produk sabun mandi yaitu Lux, Lifebouy, Dove.
4.       Luncurkan merek baru.
Jika sebuah perusahaan meluncurkan sebuah produk baru dalam kategori baru, namun tidak memungkinkan untuk menggunakan merek yang sudah ada. Maka tidak ada salahnya jika mereka menawarkan sebuah merek baru bagi produk yang akan mereka luncurkan. Cara ini telah dilakukan oleh Unilever dalam mengembangkan kategori produknya, seperti mengeluarkan merek Pepsodent untuk kategori produk pasta gigi, Blue Band untuk merek margarine, serta masih banyak lagi merek lainnya untuk kategori yang berbeda. Selain itu, PT Coca-Cola Indonesia Tbk meluncurkan merk Freshtea untuk produk baru minuman produk perusahaan yaitu the dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati.
5.       Gunakan merek bersama.
Yang dimaksud dengan merek bersama yaitu menggabungkan dua atau lebih merek yang sudah terkenal dalam sebuah penawaran. Strategi ini telah dijalankan oleh Aqua-Danone dalam memasarkan produknya.
Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut: 
1.       Individual Branding / Merek Individu
Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.
2.       Family Branding / Merek Keluarga
Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alas an mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.

Dari kedua strategi merek di atas terdapat konsekuensi berbeda bagi perusahaan yang memakainya. Strategi individual brand membutuhkan energi yang cukup besar bagi perusahaan untuk mengenalkan kepada konsumen. Hal ini karena, merek ini dijual dengan merek tersendiri dan berdiri sebagai satu unit yang terpisah dengan unit produk yang lain dari perusahaan. Akan tetapi keuntungannya adalah, jika satu merek dari unit produksi ini mengalami masalah dalam kualitasnya maka, tidak akan menjadikan merek-merek produk unit lain dalam satu perusahaan akan ikut jatuh citranya di mata konsumen. Sedang strategi family brand malah sebaliknya. Strategi family brand memiliki konsekuensi yang besar apabila salah satu unit produknya mengalami masalah dalam kualitas produknya akan menyebabkan seluruh unit produk yang memakai nama keluarga perusahaan tersebut akan ikut jatuh citranya di mata konsumen. Namun, strategi ini di sisi lain mampu membuat sebuah unit produk mudah diterima dan dipercaya oleh konsumen karena nama keluarga produk tersebut sebelumnya telah dikenal kualitasnya di pasar.

IV.            Equitas Merk
A.      Ekuitas merek (brand equity)adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek berbasis-pelanggan (customer-based brand equity) adalah pengaruh diferensial yang dimiliki pengetahuan merek atas respons konsumen terhadap pemasaran merek tersebut.
B.      Ekuitas Merk Menurut Para Ahli:
1.       Susanto dan Wijanarko (2004), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan (p. 127).
2.       East (1997), “Brand equity or brand strength is the control on purchase exerted by a brand, and, by virtue of this, the brand as an asset that can be exploited to produce revenue” (p. 29). Artinya ekuitas merek atau kekuatan merek adalah kontrol dari pembelian dengan menggunakan merek, dan, kebaikan dari merek, merek sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan.
3.       Kotler dan Armstrong (2004), “Brand equity is the positive differential effect that knowing the brand name has on customer response to the product or service” (p. 292). Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa.
4.       Menurut Aaker (1991:15) Brand Equity adalah satu set brand asset dan liabilitas yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan.
5.       Durianto, dkk, (2001:1) mengatakan bahwa ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama, simbol, yang dapat menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa kepada perusahaan atau pada pelanggan perusahaan.
C.      Brand Equity ini mempunyai lima kategori, yaitu:
1.       Loyalitas merek (Brand Loyalty)
Mencerminkan bagaimana seorang konsumen beralih ke produk lain jika terjadi perubahan harga maupun perubahan unsur-unsur produk.
2.       Kesadaran merek (Name/ Brand Awareness)
Merupakan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek.
3.       Kesan kualitas (Perceived Quality)
Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
4.       Assosiasi merek (Brand Associations)
Mencerminkan pencitraan suatu merk terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain.
5.       Aset-aset merek lainnya (Other Proprietary Brand Assets)
Aset-aset merek lainnya akan sangat bernilai jika aset-aset itu menghalangidan mencegah para kompetitor menggerogoti loyalitas konsumen. Aset-aset merek lainnya seperti hak paten, cap dagang, dan saluran hubungan, rahasia teknologi, rahasia bisnis, akses khusus terhadap pemasaok/pasar, dll.

V.            Brand Awareness
Brand Awareness adalah kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk mengenali maupun mengingat sebuah merek. Dalam hal ini tentunya bisa meliputi nama, gambar/ logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pasar untuk mempromosikan produk-produknya.

Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand produknya. Sebab, tak bisa kita pungkiri bila semakin banyak konsumen yang mengingat brand produk Anda, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan.

Rabu, 16 Oktober 2013

PT. MASPION




Anda pasti sudah tidak asing dengan brand MASPION. Okey kali ini saya akan sedikit basa-basi mengenai PT. Masspion. Yah, Maspion merupakan salah satu produsen perkakas yang cukup besar di Indonesia. Maspion merupakan singkatan dari M=Mengajak A=anda S=selalu P=percaya I=industri O=olahan N=nasional.
Perusahaan ini memiliki keahlian yang kuat di bidang pemasaran dan manufaktur berbagai rangkaian produk peralatan rumah tangga kualitas baik di peralatan dapur, peralatan rumah tangga plastik, barang pecah belah, dan peralatan listrik rumah, Pipa PVC dan PE juga tersedia untuk keperluan perumahan dan rumah tangga. Perusahaan ini memiliki jaringan distribusi yang mapan dan luas baik domestik maupun internasional melalui distributor, agen, atau pengecer, serta perwakilan di kota-kota besar di Indonesia dan negara negara berkembang utama. Perusahaan juga telah kuat dalam membangun aliansi strategis dengan mitra asing utama produk konsumen terkemuka di manufaktur tahan lama, yang telah memperkuat posisi perusahaan bisnis terkemuka di pasar domestik dan juga kehadiran jenis di pasar global.
Perusahaan ini telah menjadi dikenal dengan baik atau (Original Equipment Manufacturing) di dunia, memasok beberapa toko eceran dan grosir terkenal di amerika serikat serta negara-negara besar lainnya di dunia. Yang bergerak dalam bidang ini paling tidak PT Maspion, PT Trisula Pack Indah, PT Royal Chemical, PT Maspion Flatware, dan PT Indofibre Mattres Indonesia.

Bidang bisnis kedua adalah bidang konstruksi material dan industri di mana Maspion memiliki tujuh anak perusahaan. PT Maspion, PT Maspion Kencana, PT Indal Steel Pipe, PT Alumindo Light Metal Industry, PT Aneka Kabel Cipta Guna, PT Indal Aluminium Industry, dan PT Indalex. Bisnis properti juga digeluti oleh kelompok usaha raksasa ini.
Beberapa proyek yang bisa disebutkan di sini adalah Maspion Mall, Wisma Maspion, Wisma Moneter, Pondok Maspion, CIMAC, PT Bintang Osowilangun, PT Maspion Industrial Estate, PT Alumindo Industrial Estate, PT Altap Prima Industrial Estate. Dan tak ketinggalan pula adalah bisnis keuangan dan finansial di mana grup ini menonjol dengan Bank Maspion, Maspion Securities, dan Maspion Money Changer.
Bank Maspion didirikan oleh anak dari pendiri PT. Maspion bernama Alim Markus yang diangkat oleh ayahnya sebagai president director Maspion Group, berkat beliau PT.Maspion telah menjelma menjadi perusahaan raksasa dengan aset ratusan juta US dolar dan mempekerjakan 30.000-an karyawan. Lewat puluhan anak perusahaan dan enam belas perusahaan yang memiliki hubungan istimewa dengannya, Maspion telah menjadi raksasa bisnis produksi alat rumah tangga, kesehatan (Maspion Medika), properti ritel (Maspion Square), ritel (Maspion Bazaar), restoran, kawasan industri, dan perbankan (Bank Maspion).


sumber: http://www.maspion.com/news/index.php?act=detail&p_id=58 http://ade-nophiette.blogspot.com/2012/06/makalah-kisah-sukses-alim-markus-pt.html#.Ul62pdJHKAo http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/627-pendiri-maspion-group

Jumat, 11 Oktober 2013

Promotion Mix

Promosi,  usaha yang dilakukan organisasi untuk menginformasikan, membujuk, serta mengingatkan pasar terhadap organisasi itu sendiri atau produk dari organisasi. Disini, perusahaan brusaha mempengaruhi perasaan, kepercayaan, atau perilakunya. Pemberian informasi ini selain ditujukan kepada calon konsumen, juga ditujukan kepada ‘intermediaries’. Membujuk disini berarti perusahaan berusaha meyakinkan konsumen untuk membeli produknya, daripada produk lain walaupun fungsinya sama. Promotion mix juga dapat dilakukan dalam lima bentuk usaha pemasaran, yaitu :
1.       Periklanan (Advertising)
Advertising adalah nonpersonal, sebuah pemberitahuan informasi yang dibayar oleh sponsor (perusahaan). Digunakan untuk menjangkau khalayak luas, menciptakan kesadaran brand, membantu pembedaan brand dengan kompetitornya, dan membangun citra brand. Karakteristik dari iklan sendiri adalah bersifat non-personal, komunikasi satu arah, ada sponsor (khalayak yang peduli), dan bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku.Biasanya advertising itu dipakai ketika suatu perusahaan ingin mengubah customer dari unaware, menjadi aware terhadap suatu brand.
2.       Sales Promotion
Pada konsepnya, sales promotion digunakan untuk memotivasi customer agar melakukan aksi dengan membeli produk yang dipicu dengan adanya penawaran produk dalam jangka waktu terbatas. Disaat perusahaan ingin berhubungan langsung dengan customer tanpa melalui retailer, maka digunakanlah direct-response marketing, seperti: close-loop, interactive, database-driven messaging system yang menggunakan banyak jenis media untuk menciptakan respon behavioral. 
3.       Public Relation
PR dalam komunikasi pemasaran merupakan pekerjaan yang sangat luas dan beragam, tidak hanya bertugas men-track opini publik saja, tetapi juga bertugas me-manage corporate brand dan menjaga reputasinya. PR digunakan sebagai media untuk menyampaikan brand information guna mempengaruhi calon customer atau customer secara positif. Fungsi PR sendiri lebih fokus kepada customer atau calon customer dan melengkapi strategi marketing yang lain dengan 4 cara: (1) meningkatkan kredibilitas brand message; (2) menyampaikan message sesuai targetnya berdasarkan aspek demografis, psikografis, etnik atau khalayak secara regional; (3) mempengaruhi opinion leader atau trendsetter yang berpengaruh; (4) melibatkan customer dan stakeholder lainnya pada event spesial. 
4.       Personal Selling
Personal Selling adalah komunikasi dua arah dimana seorang penjual menjelaskan fitur dari suatu brand untuk kepentingan pembeli. Dalam personal selling, dilibatkan komunikasi yang sifatnya tatap muka dan kegiatannya pada sekarang ini terfokus pada pemecahan masalah dan penciptaan nilai bagi customer (lebih dikenal sebagai partnership). Dimensi dari partnership ini adalah, seorang salesperson harus memahami customer-nya dengan baik. Personal selling sendiri merupakan bagian dari direct marketing, namun perbedaan dasarnya adalah dalam personal selling, perusahaan yang dijembatani sales person berinteraksi secara tatap muka dengan customer.
5.       Direct Marketing.
Direct marketing merupakan salah satu fungsi IMC yang terdiri dari front-end dan back end operations. Front-end menyusun harapan-harapan dari konsumen yang mencakup the offer (yakni segala sesuatu yang nyata maupun tidak dijanjikan oleh perusahaan guna mencapai perilaku customer yang diinginkan perusahaan, misal: penawaran harga khusus, garansi, dll), the database (mendapatkan data customer-nya dan menggunakan data itu untuk penawaran selanjutnya) dan the response (memberikan respon yang baik terhadap customer, misal: dengan membuat toll-free-line untuk layanan customer) sedangkan back end berusaha mempertemukan harapan konsumen dengan produk, mencakup fulfillment (yakni membuat produk atau informasi yang diminta oleh konsumen cocok, efektif, dan tepat waktu).

Berikut ini adalah beberapa contoh kasus promotion mix yang dilakukan oleh perusahan dalam upaya untuk meningkatkan penjualannya.
1.       PT. Sampoerna Tbk. dengan produk Rokok Jie Sam Soe (Kretek/Filter).
Perusahaan melakukan promotion mix dengan memasang iklan (Advertising) di beberapa suarat kabar, majalah, radio, dan televisi. Sementara itu pada kesempatan lain, perusahan juga melakukan usaha promosi penjualan (Sales Promotion) dalam kegiatan pameran dengan membagikan rokok kepada pengunjung atau memberikan bingkisan kepada para pengunjung . Upaya meningkatkan penjualan dalam bentuk Hubungan masyarakat (Public Relations), perusahaan ini menjadi sponsor dalam bidang pendidikan dengan memberikan bantuan bea siswa, dan menjadi sponsor beberapa kegiatan cabang olah raga, seperti ; Liga sepak bola “Copa Indonesia”, atau kegiatan musik Jazz. Pada saat yang sama juga sering pihak perusahaan melakukan penjualan langsung (Personal Selling) di tempat kegiatan yang disponsorinya yang terkadang dilakukan dengan memberikan souvenir kepada para pembeli. Pihak perusahaan juga melakukan upaya direct marketing dengan memasang poster di beberapa agen, dan kios rokok atau dengan membuatkan tempat menjajakan bagi pedangan asongan dengan tulisan dan logo perusahaan.
2.       Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dengan produk Visit Indonesia Year 2008.
Upaya untuk mengenalkan dan meningkatkan kebudayaan dan kepariwisataan Indonesia, pihak Departemen Kebudayaan dan Pariwisata melakukan dengan cara promotion mix, yaitu dengan memasang iklan di surat kabar Nasioanal dan surat kabar di beberapa negara, iklan di televisi nasional dan beberapa televisi asing yang dianggap berpotensi untuk berkunjung ke Indonesia, serta memasang informasi di website. Selain itu pihak Depbudpar juga melakukan road show yaitu dengan mendatangi ke negara itu, mengikuti tourism mart, misalnya di Berlin, London yang menyelenggarakannya tiap tahun, atau di Cina. Atau dengan menawarkan langsung melalui Kedutaan besar indonesia dengan meningkatkan fasilitas Visa On Arrival (VOA) yang tadinya hanya kepada 29 negara kemudian menjadi 43 dan kini sudah 63 negara.
3.       Perusahaan siaran televisi (SCTV, dan RCTI).
Perusahan siaran televisi seperti SCTV dan RCTI juga tidak ketinggalan untuk meningkatkan keuntungannya melakukan promotion mix dengan pemasangan iklan dalam bentuk daftar acara atau acara yang menjadi unggulan di beberapa surat atau pemasangan Bilboard dibeberapa ruas jalan protokol. Selain itu juga perusahaan siaran televisi melakukan usahanya promosi di bidang PR dengan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat (Program Peduli) yang terkena musibah atau dalam bentuk beasiswa pendidikan. Dalam event tertentu seperti konser seni, olah raga, workshop atau seminar, pihak perusahaan siaran televisi menjadi sponsornya.
4.       Sekolah atau Perguruan Tinggi Swasta seperti STIKOM WJB Banten.
STIKOM WJB yang bergerak dibidang pendidikan, sebagai upaya untuk menarik minat calon mahasiswanya melakukan usaha promotion mix dengan memasang iklan di surat kabar lokal, radio, dan pemasangan spanduk / billboard. pada hubungan masyarakat pihak STIKOM melakukan usaha dengan menggalang dana untuk bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah, seperti yang baru-baru ini dilakukan kepada masyarakat di Pandeglang dan Cianjur yang terkena longsong. Selain usaha di atas pihak Stikom juga memberikan “bea siswa” kepada mahasiswa yang berprestasi.
5.       PT. Unilever dengan Produk Sabun Lifebouy.
PT Unilever berusaha meningkatkan penjualannya pada produk sabun Lifebouy dengan memasang iklan di beberapa stasion televisi, surat kabar, majalah, radio, dan pemasangan billboard, selain itu pihak Unilever juga memberikan hadiah langsung berupa uang yang diselipkan didalam produk sabun Lifebouy untuk kemasan tertentu. Upaya dibidang PR, pihak Unilever mengadakan bhakti sosial pada kegiatan gerakan cuci tangan di beberapa sekolah dasar dengan membangun tempat-tempat cuci tangan dan penyediaan.

Senin, 23 September 2013

SEGMENTING ,TARGETING ,POSITIONING

Apakah Segmentasi Itu?
Segmentasi adalah proses membagi pasar ke dalam grup-grup konsumen potensial dimana masing-masing grup memiliki karakter yang sama dan cenderung memiliki perilaku pembelian yang sama. Tujuan dari melakukan segmentasi adalah untuk menganalisa pasar, menemukan ceruk-ceruk (niche) pasar dan agar dapat mengembangkan kompetisi perusahaan.
Kesuksesan sebuah strategi pemasaran tidak bisa lepas dari cara memahami dan mendalami pasar yang kita sasar. Ada produk yang mencoba menembak satu jenis pasar yang homogen, tetapi ada produk yang menembak beberapa jenis pasar. Kenyataannya memang tidak semua elemen dalam marketing mix dapat memenuhi setiap jenis pasar. Oleh karena itu sangatlah penting bagi perusahaan untuk memilah-milah terlebih dahulu pasar mereka sebelum menjalankan strategi pemasaran.
Segmentasi juga dapat didefinisikan secara sederhana sebagai proses membagi sebuah pasar menjadi kelompok-kelompok lebih kecil, dimana setiap kelompoknya memiliki sifat-sifat yang relatif seragam (homogen). Istilah segmentasi biasanya langsung dikaitkan dengan istilah targeting, yakni upaya untuk memilih segmen-segmen spesifik yang paling berpotensi untuk membeli produk kita.
Syarat-syarat Segmentasi :
·         Dapat diukur
·         Dapat dicapai
·         Cukup besar atau cukup menguntungkan
·         Dapat dibedakan
·         Dapat dilaksanakan
Tingkat
Pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.
·         Pemasaran massal
Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
·         Pemasaran segmen
Pemasaran segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
·         Pemasaran ceruk
Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub-group di dalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu grup yang didefiniskan dengan lebih sempit.
·         Pemasaran mikro
Praktik penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.


Manfaat segmentasi pasar : :
·         Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan-kesempatan pemasaran.
·         Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen.
·         Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya.

Targeting
Targeting sesungguhnya adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Karena sumber daya Anda selalu terbatas. Ini menyangkut bagaimana Anda melakukan ‘fitting’ perusahaan Anda ke dalam segmen target market yang Anda pilih.
Sekedar mengulas sekilas mengenai konsep targeting, biasanya ada tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan mana pun pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang mau dibidik.
Yang pertama adalah memastikan bahwa segmen pasar yang Anda pilih itu cukup besar dan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Selain itu pula dilihat betapa potensi pertumbuhan pasarnya. Mungkin sebuah pasar saat ini ada yang kecil dari segi ukurannya, namun ke pertumbuhannya pesat sehingga ke depannya berpotensi untuk menjadi pasar yang besar.
Kriteria kedua adalah strategi targeting ini harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan itu memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk mendominasi segmen pasar yang dipilih.
Kriteria ketiga adalah bahwa segmen pasar yang dibidik itu harus didasarkan pada situasi persaingannya. Anda harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tak langsung mempengaruhi daya tarik target segment Anda. 
Dari penjelasan di atas, sudah terlihat betul bahwa praktek targeting tidak lagi relevan di era ini. Kenapa? Pertama, alasan yang paling mendasar adalah karena prinsip targeting tidak sejalan dengan nilai horisontal. Targeting adalah langkah yang dilakukan oleh perusahaan. Jadi, suka-tidak suka, setuju-tidak setuju, seseorang bisa menjadi target market sebuah perusahaan.
Karena dunia semakin horisontal, konsumen dan pemasar menjadi sejajar. Konsumen tidak (mau) lagi diperlakukan sebagai target untuk dibidik atau objek pemasaran, namun sebagai subjek, sebagai manusia yang sama dengan Anda, sebagai mahluk yang immuned alias kebal terhadap bidikan pemasar. Kedua, langkah strategi awal yang dilakukan oleh perusahaan di era New Wave ini bukan lagi sekedar mensegmen atau memetakan kelompok konsumen (segmentation), namun melakukan praktek komunitisasi (communitization). Artinya kita melakukan eksplorasi dan meninjau lebih dalam komunitas konsumen yang sekiranya pas untuk diajak berhubungan secara horisontal dan strategis.

Positioning
Merupakan proses untuk merancang suatu citra atau nilai sehingga konsumen dalam segmen sasaran memahami apa yang ditawarkan perusahaan atau memahami merek jika dibandingkan dengan para pesaingnya. Dalam melakukan hal ini, pemasar menyampaikan pesan pada konsumen dan mencoba membangun keunggulan kompetitif yang diharapkan bisa mengundang minat konsumen dalam segmensasaran.
Positioning menjadi unsur penting perencanaan pemasaran, karena keputusan positioning berimplikasi langsung pada keseluruhan bauran pemasaran. Karena itu, bauran pemasaran bisa dilihatsebagai rincian taktis dari strategis  positioning perusahaan. Misalnya, bila perusahaan mengejar  positioning kualitas tinggi, hal ini tidak cukup dicerminkan lewat mutu produk atau layanannya, tetapi juga lewat setiap elemen dalam bauran pemasaran misalnya harga, pola distribusi, style iklan, dan layanan paska jual. Tanpa konsistensi ini, tingkat kepercayaan terhadap strategi positioning akan merosot drastis.
Untuk beberapa perusahaan, pemilihan strategi positioning ini bersifat langsung. Sehingga, bila strategi positioning atau citra tertentu sudah terbangun dalam pasar, nampaknya ada manfaat sinergis yang diperoleh dengan mengadopsi pendekatan yang sama di pasar  baru atau dengan produk baru. Namun bagi perusahaan lain, pemilihan strategi positioning ini sedikit kabur atau lebih sulit dan ujung-ujungnya perusahaan mengejar posisi yang sama sebagaimana beberapa pesaing lain di pasar. Jika ini terjadimaka tingkat dan biaya persaingan akan meningkat tajam. Karena itu, pemasar mesti memutuskansecara rinci basis diferensiasinya. Dengan kata lain, perusahaan mesti mengidentifikasi dan membangunseperangkat benefit atau keunggulan kompetitif yang mampu memikat pasar sasaran dan kemudiandengan efektif menyampaikan benefit-benefit ini.





sumber : http://lestarishinta.blogspot.com/2010/12/strategi-targeting.html http://id.wikipedia.org/wiki/Segmentasi_pasar http://www.kampus.marketing.co.id/dasar-segmentasi/ http://www.scribd.com/doc/83018475/Positioning-Adalah-Unsur-Ketiga-Dari-Strategi-STP

Senin, 02 September 2013

Dasar Dasar Marketing

Yang dimaksud dengan marketing adalah keseluruhan sistem dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan produk, menetapkan harga, mempromosikan produk dan mendistribusikan barang yang bertujuan untuk memuaskan konsumen. Sedangkan  SPG (Sales Promotion Girl) sebutan bagi kaum wanita, sedangkan untuk sebutan bagi kaum pria adalah SPB (Sales Promotion Boy) yang bertuga sebagai penjual yang menawarkan produk yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Marketing lebih panjang dan lebih kompleks jika dibandingkan dengan proses sales.

Dalam strategi marketing, terdapat 7P, yang terdiri dari :
§  Product (produk),  
§  Price (harga),  
§  Place (tempat),  
§  Promotion (promosi),  
§  Process (proses),
§  People (orang), 
§  Physical evidence (bukti fisik).

Dan ada juga 4p yang harus di waspadai, terdiri dari :
§  Pemko
§  Pajak
§  Preman
§  dan Polisi, hehehehe pissss,

            Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat.

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.” Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :

Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.

Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.

Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
§  Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
§  Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran :
Ø   Dari sudut pandang penjual :
§  Tempat yang strategis (place),
§  Produk yang bermutu (product),
§  Harga yang kompetitif (price), dan
§  Promosi yang gencar (promotion).
Ø   Dari sudut pandang konsumen :
§  Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
§  Biaya konsumen (cost to the customer),
§  Kenyamanan (convenience), dan
§  Komunikasi (comunication).

Adapun Prinsip –prinsip dasar pemasaran sebagai berikut:
§  Konsep Pemasaran
§  Orientasi konsumen
§  Pemuasaan kebutuhan dan keinginan konsumnen
§  Nilai dan Proses Pertukaran
§  Segmentasi Pasar
§  Siklus kehidupan produk
§  Bauran Pemasaran

Dan Konsep Penerapan Pemasaran sebagai berikut :
§  Konsep Produk
§  Konsep Produksi / Operation
§  Konsep Penjualan
§  Konsep Pemasaran
§  Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial
§  Konsep Customer

Adapun dasar-dasar yang harus dimiliki oleh seorang marketing yaitu:
1.      Mempunyai kepercayaan diri yg kuat.
2.      Mempunyai kemauan yang keras.
3.      Mental yang kuat,Berani dan tidak pernah putus asa.

Di sini saya akan mencoba menjelaskan secara ringkas satu persatu apa itu yang di maksud dengan mempunyai Kepercayaan diri yang kuat,Mental yang kuat,mempunyai kemauan yg keras,Berani dan tidak pernah putus asa.


Yang PERTAMA : Maksud dari Mempunyai kepercayaan diri yg kuat di sini adalah bahwa seorang penjual harus mampu membuang rasa malu dan berani menggenggam prinsip jika berhadapan dengan customer karena pada dasarnya jika kita berhadapan dengan seorang atau beberapa customer, kita tidak seubahnya  seperti seorang guru yg memberi penjelasan kepada muridnya. jadi belajarlah untuk menjadi seorang pembicara yang baik agar apa yang kita sampaikan asyik di dengar dan mudah di mengerti dengan begitu customer akan tertarik dengan apa yang kita tawarkan.


Yang KEDUA : Mempunyai kemauan yang keras, di sini seorang marketing sengaja di tuntut untuk memilikinya karena pada dasarnya sifat ini sangat sedikit di punyai oleh seorang marketing itu sendiri,karena ini adalah sifat dasar yang di miliki dari jiwa seseorang dan terkadang tidak mudah untuk mengangkatnya. jadi apabila seorang marketing memiliki kemauan yang keras maka apa yang ditujukan akan secepatnya di dapat dan targetpun akan di capai secara maximal.


Dan yang terakhir yang KETIGA :  Mental yang kuat,Berani dan tidak pernah putus asa adalah sesuatu yang harus kita perkuat karena pada dasarnya ini adalah menjadi sebuah tantangan yang akan sering kita hadapi di lapangan yaitu pada umumnya sering terjadi penolakan-penolakan yang akan di lakukan oleh customer kita, jadi di sini kita harus berani mempersiapkan diri untuk siap menghadapinya dan jangan pernah takut dan merasa gagal karena kegagalan adalah awal dari kesuksesan.